Tuesday, November 20, 2007

Hasil Mbatin

Pagi ini seperti biasa saya berangkat jam 7 kurang 15 menitan dari rumah di daerah Ciledug, Pinang Griya. Untuk menghindari macet, sengaja saya memilih rute jalur Gondrong yang kemudian keluar di Metro Permata kemudian ambil kanan menuju Meruya. Melalui rute ini, agak mendingan saya tidak terjebak kemacetan di perempatan Ciledug yang sedang dibangun under pass.
Menyusuri Jl. Meruya Ilir arus lalulintas biasanya belum begitu macet. Sampai di jalan Kebon Jeruk (disamping Tol) Jakarta Merak arus mulai padat merayap. Namun akhir-akhir ini memasuki Jl. Arjuna Selatan kecenderungannya macet total. Hal ini saya perkirakan karena ruas jalan arteri yang sekarang sedang dibangun jalur busway. Mungkin, beberapa pengendara yang tadinya melintas di Jl. Panjang kearah Daan Mogot memutuskan ambil kiri di depan Wisma AKR menuju kearah Taman Anggrek dengan harapan tidak terlalu macet. Namun yang terjadi justru penumpukan kendaraan yang luar biasa.
Sambil terus mencari sela untuk bisa sampai kantor tidak terlalu telat, tanpa sadar hati ini terus mem-batin gimana mengatasi kemacetan di Jakarta yah..?Semetara melihat ke samping kiri (jalur tol ke arah Tangerang-Merak) relatif lengang. Dus, terpikir juga akhirnya kenapa Jakarta setiap pagi dan sore selalu macet. Ternyata bukan karena adanya jalur busway lho...ternyata juga bukan karena lajur jalan yang tidak bisa ditambah lagi, dan ternyata juga ide pembatasan kendaraan juga bukan/belum merupakan solusi ampuh..tuh, lha wong setiap tahun sales mobil selalu ditarget lebih tinggi, kok.
Dari hasil mbatin itu akhirnya terpikirkan bahwa semua kemacetan ini sebenarnya dikarenakan pemusatan perkantoran di daerah Thamrin-Sudirman dan sekitarnya. Dan issue ini hampir tidak terdengar di media. Yang diributkan justru pembangunan jalur busway yang justru merupakan alternatif angkutan murah yang manusiawi. Tapi ujung-ujungnya ya pemerintah juga yang salah, kenapa tidak ada pembatasan untuk perkantoran di daerah Sudirman dan Thamrin. Padahal kalau aturan itu saja diterapkan secara optimal pasti kemacetan akan berkurang.
Jadi mari...ga usah menggulirkan issue jalur busway deh...apalagi sampai ada pengajuan clash action segala, mending rame-rame mindahin kantor kite dari Sudirman ke Pasar Kemis aja kali yah.....?

Monday, November 19, 2007

Kamu bisa jadi apa saja di Kidzania.....


Inilah gambaran sudut kota Kidzania. Wahana bermain anak terbaru di Jakarta yang menawarkan nuansa edukasi sekaligus tempat rekreasi bagi buah hati kita. Berlokasi di One Pacific Place Lt. 6, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52/53, Kawasan Niaga terpadu, Kidzania sangat mudah dijangkau.

Bangunan-bangunan tertata rapi seperti layaknya sebuah kota. Yah, kota bagi anak-anak. Disini mereka bisa menjadi apa yang mereka inginkan. Mereka bisa menjadi Dokter, Insinyur, Apoteker, Pilot atau bahkan sebagai Pembalap. Kota Kidzania menempati dua lantai dengan tujuh puluh paviliun yang terbagi menjadi delapan departemen (Transportations, Culture, Service Establishments, Media, Automobil, Residential, Retail, Restaurants). Selama 5 jam si kecil diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya.

Saat memasuki wahana ini anak anda akan diberikan mata uang Kidzos yang merupakan mata uang resmi di kota mini Kidzania. Setelah Kidzos diterima, anak-anak akan diarahkan supaya membuka tabungan di Bank BCA Kidzania untuk menyimpan sebagian uang mereka sekaligus kartu ATM. Disamping anak-anak bisa membelanjakan uang Kidzo untuk berbagai keperluan seperti ke salon, belanja di supermaket dll, buah hati anda juga bisa earning money dengan cara bekerja di setiap departemen yang ada. Dengan bekerja mereka akan mendapatkan uang yang kemudian bisa untuk mencukupi kebutuhan mereka saat di kota Kidzania ini. Selain itu mereka juga bisa menambah tabungan mereka dengan uang yang mereka dapatkan saat bekerja. Dan ketika suatu saat mereka kembali ke Kidzania buah hati anda sudah memiliki tabungan di Bank BCA Kidzania.

Anak-anak mengantri di counter BCA untuk menabung

Dengan bekerja anak akan belajar bagaimana mendapatkan uang

Salah satu sudut Kidzania yang lain

Kota Kidzania juga dilengkapi dengan sarana transportasi yang memudahkan anak-anak untuk mobile. Dari transportasi darat sampai udara. Namun karena area yang relatif sempit menyebakan area ini cukup crowded. Namun anda tidak perlu khawatir karena anda bisa melakukan pendapingan. Namun demikian anda tidak diperkenankan untuk masuk ke paviliun tempat anak beraktivitas. Hal ini demi menciptakan nuansa kemandirian bagi si anak. Bagi anda yang ingin menunggu disediakan tempat tunggu bagi orang tua. Dilengkapi dengan akses internet aktifitas menunggu anda bisa lebih menyenangkan. Anda tertarik untuk mengajak buah hati anda...siapkan kocek Rp. 150.000,- untuk satu sesi Kizania (5 jam).










Wednesday, November 14, 2007

Sepenggal Cerita Buat Adik

Hari ini tanggal 15 November 2007. Tak terasa dua hari lagi genap setahun Tata pergi. Pergi untuk selamanya meninggalkan kehidupan dunia. Waktu itu hari Rabu mama telpon papa, kasih kabar bahwa Kak Tata sakit...langsung papa meminta mama pergi untuk memeriksakan Kak Tata ke dokter..perasaan campur baur tentu menyelimuti hati papa waktu itu, karena papa di Jakarta, mama dan Tata di rumah mbah di Majenang. Rencananya hari Minggunya Tata mau papa ajak ke Jakarta. Berkumpul dalam satu keluarga kecil, how nice..

Hari Kamis Kak Tata belum juga ada perubahan, dan entah kenapa perasaan papa semakin tak terbendung untuk segera pulang. Akhirnya papa memutuskan untuk pulang sore itu juga sehabis pulang kerja. Selama perjalanan papa selalu berdoa untuk diberikan yang terbaik buat Kak Tata. Papa pasrahkan semua, apapun yang terjadi pasti Allah SWt Maha Mengetahui.

Papa hanya ga' bisa membayangkan betapa paniknya mama waktu itu, Dik. Dia-lah mungkin satu-satunya mama terhebat, Dik. Hingga waktu Tata kritispun mama masih bisa menahan untuk tidak menangis, masih tetap tenang, menenangkan hati papa, yang padahal mungkin waktu itu Kak Tata sedang berjuang untuk hidup.

Perjalanan panjang malam Jumat waktu itu ternyata tidak cukup untuk menghantarkan papa hanya untuk sekedar memberikan ciuman terakhir untuk Kak Tata tercinta. Dik, Kak Tata pergi Hari Jumat pagi tanggal 17 November 2006. Sampai di pelataran rumah mbah di Cilacap papa mendapatkan kursi yang sudah tertata menyambut kehadiran jasad Tata dari Rumah Sakit. Hanya rasa lemas yang menggerogoti seluruh persendian. Dekap dan peluk seolah tak memberikan sedikitpun rasa hangat pada sekujur tubuh waktu itu....hati luluh seperti terhimpit oleh rusuk.

Namun bagaimanapun papa harus sadar Tata memang sudah pergi, pulang kehadirat Allah, dan pasti itu yang terbaik...itu karena Allah sayang sama Kak Tata. Allah ingin kak Tata bahagia di Surga. Tempat yang mungkin bagi kita yang di dunia saat ini membutuhkan perjuangan untuk menggapainya...

Hanya papa ingin meminta maaf ke mama jika papa pernah salah dalam menyikapi ini semua mah...papa tahu betapa ini harus kita hadapi bersama. Papa bangga mempunyai istri seperti mama...dan pasti Tata juga punya rasa yang sama...senandung salawat Nariyah yang selalu mengiringi hari-hari Tata waktu itu pasti sangat membekas dalam kehidupan Tata yang singkat itu...

Buat Tata papa minta maaf karena hingga Tata pergi salawat yang papa janjikan belum sempat papa lantunkan lagi...Papa bahkan mungkin belum bisa memberikan apa-apa buat Tata. Hanya rasa sayang ini yang akan papa selalu berikan sampai kapanpun....Papa sayang banget sama Tata.

Begitulah, Dik...sampai kapanpun Kak Tata selau di hati kita...walau waktu terus berjalan namun memori ini takkan pernah hilang, dan akan selalu seperti baru kemaren sore Kak Tata meninggalkan kita. Papa & Mama janji akan menjaga Adik sebaik-baiknya. Jadilah anak yang cerdas. Cerdas dalam iman dan ilmu... semoga Allah SWT mengabulkan doa ini....amin ya robbal'alamin

Tuesday, November 13, 2007

Kontek yang salah...?

Sebenarnya ide tulisan ini muncul sudah dari kemarin-kemarin, namun baru bisa terealisasi hari ini. Walaupun, sebenarnya saya sendiri pesimis bisa membuat tulisan ini utuh karena memang waktu yang sangat terbatas pada saat istirahat makan siang, di sela-sela kesibukan kerja.

Beberapa minggu yang lalu saat ramai dibicarakan mengenai kasus aliran Islam baru, polling yang dilakukan oleh Media Indonesia (Metro TV) menarik kesimpulan bahwa masyarakat tidak toleran terhadap keyakinan atau kepercayaan orang lain tentu saja ini kaitannya dengan kasus Al-Qiyadah tersebut.

Sebagai seorang muslim saya bingung, kenapa justru kita yang ditempatkan sebagai orang yang tidak toleran. Ibarat kita mempertahankan apa yang kita punya, kenapa kita mesti merelakan apa yang kita punya tersebut dicuri orang. Mereka jelas-jelas mencuri ayat-ayat Al-Quran kemudian diselewengkan untuk kepentingan mereka. Hingga jelas-jelas perintah solat dan zakat dihilangkan.

Lain cerita ketika mereka membentuk agama baru yang tidak mengatasnamakan Islam ataupun mungkin agama yang lain. Inipun nanti akan berhadapan dengan pemerintah sebagai institusi yang bertugas sebagai pelindung dari warga negaranya. Bagaimana aturan mainnya, dst.

Saya khawatir ajang-ajang polling seperti itu bisa dimasuki oleh kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya saya hanya bisa mengajak kepada kita semua dan terutama diri saya sendiri untuk lebih jeli melihat suatu permasalahan..

Hiks...bentar lagi jam 13.00

Monday, November 5, 2007

Gara-gara SIM C dah mau kadaluarsa, kalo mau kemana-mana naik motor agak sedikit khawatir takut udah lewat tanggal berakhirnya SIM, trus terkena razia tilang, kan luput namanya. Namun karena kesibukan yang menyita waktu niat memperbaharui SIM C yang sudah expired itu belum juga terwujud.

Ngomong-ngomong soal bikin SIM, di Indonesia mungkin bisa dibilang paling unik. Saya bilang 'mungkin', karena saya sendiri tidak tahu proses pembuatan SIM di luar Indonesia. Sekedar tahu juga hanya dari western films yang kayaknya bikin SIM sangat sulit. Yang umurnya harus sudah 17 tahun lah, yang musti bener-bener terampil mengemudi lah, dan yang pasti mesti tahu betul arti rambu-rambu lalulintas. Sampai-sampai mereka juga diuji di jalanan dengan didampingi petugas. Wuih serem kan..coba kalau itu diberlakukan di Indonesia, mungkin lalulintas akan lebih tertib dan manusiawi. Paling tidak, tidak sembarang orang yang bisa mengendarai kendaraan bermotor. Jumalah orang yang berkendara pun mungkin akan relatif lebih sedikit.

Setahun yang lalu saya mengantar sepupu yang membuat SIM C & SIM A di Tangerang. Sampai di pelataran parkir kami didatangi seseorang yang seperti berpakaian seragam (bukan polisi) langsung bertanya perpanjang SIM atau bikin baru. Tanpa ba-bi-bu dia langsung nawarin untuk jadi calo SIM dengan dalih biar lebih cepet. Namun karena cekaknya kantong maka tawaran itu kami tolak dengan halus. Sepupu tetap pada pendiriannya untuk mencoba mengikuti tes kendaraan.

Setelah selesai dengan tetekbengek pendaftaran tiba giliran untuk mencoba tes mengemudi kendaraan. Pertama tes mengemudi sepeda motor bisa dilewati dengan mulus. Giliran tes setir mobil, sepupu saya terlihat keder juga. Apa pasal, mobil yang digunakan adalah mobil kijang butut, tak ber-power stering bahkan kelihatannya setelan koplingnya juga kurang pas. Sehingga setiap tarikan pertama gigi satu setiap peserta terlihat kurang stabil. Wow...

Namun memang lagi beruntung akhirnya dapet juga tuh SIM A. Si butut berhasil ditaklukkan, sehingga lebih hemat ratus ribu dibanding jika membuat SIM dengan cara "tembak".

Yah begitulah gambaran pembuatan SIM di negri kita. Unik sekaligus juga nggilani, ada yang nembak ada yang nitip. Boro-boro tahu rambu lalulintas mengemudipun bahkan mungkin baru mau belajar. Ujung-ujungnya kecelakan di jalan meningkat dan secara tidak langsungpun semakin banyak kendaraan yang turun di jalan, macet semakin menggila. Sampai kapan yah masyarakat (kita) dan aparat sepakat untuk berbenah diri.

Yuuuk, mari berbenah diri.

Mukadimah

Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa babarakatuh,

Terimakasih saya sampaikan kepada www.geocities.com, yang telah memberikan panduan dalam membuat Blog gratis, sangat jelas dan runut. Semoga dengan sarana ini saya bisa belajar menulis dan bisa mengeluarkan unek-unek yang mungkin bisa jadi bahan obrolan yang bermanfaat. Saya suka membaca blog-blog seperti punya Om Priyadi, Om Wimar dll. Terimakasih untuk mereka semua yang telah memberikan inspirasi dalam membuat tulisan. Semoga dengan segala keterbatasan waktu yang ada blog ini bisa memberikan celah untuk mengalirkan apa yang ada di dalam hati dan alam fikir. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,