Saturday, June 30, 2012

Akhirnya Terjun di Bursa Saham

Setelah lama menimbang dan menimbang akhirnya saya memutuskan  untuk terjun di bursa saham. Sebagai seorang pemula dan keterbatsan dana tentunya maka saya memilih bursa Indonesia saja.

Banyak faktor sebenarnya mengapa butuh begitu lama untuk memutuskan masuk di pasar modal.Semenjak saya mengenal dunia pasar modal begitu banyak tawaran online trading dengan kelebihan-kelebihannya. Dengan begitu kita harus benear-benar jeli memilihnya. Menurut saya, pilihan harus disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Saya senidir terjun di bursa saham karena ingin sekali-kali bisa membeli saham perdana sebuah perusahaan atau saat initial public offering (IPO). Berangkat dari situlah pilihan saya jatuh ke sekuritas plat merah (BUMN) yang berkantor di Graha Niaga, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Ya, Bahana Securities.

Bahana Securities adalah perusahaan pemerintah yang sering menjadi penjamin emisi perusahaan yang akan listing di Bursa Efek Indoensia (BEI). Dengan membuka account di Bahana Securities harapan untuk membeli saham perdana pun menjadi lebih besar.

O iya, saat ini untuk membuka acount di sekuritas cuku dengan Rp.5 jt saja, loh. Bahkan konon khusus bagi mahasiswa dengan Rp.2 jt sudah bisa memiliki account di sebuah perusahaan securities*.

Selain kebutuhan saya untuk membeli saham perdana, saya juga perlu sekuritas yang memungkinkan saya bisa put order pada malam atau pagi hari sebelum bursa buka. Sehingga waktu saya kerja sebagai karyawan kantoran tidak perlu direpotkan untuk memonitor emiten (saham) yang saya beli. Disamping itu fasilitas online lewat blackberry yang sudah teruji semakin memudahkan saya untuk sekedar melihat pergerakan saham dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). Untuk memenuhi kebutuhan saya tersebut saya memutuskan untuk membuka account di Phillip Securities.

Dengan fasilitas Smart Order nasabah bisa memasukkan harga saham yang akan kita beli dan di harga berapa batas kita untuk cut loss. Sebagai seorang karyawan saya sangat terbantu dengan sistem ini. Bismillah...semoga untung..seperti bacaan saya sehari-hari..."Untung Baca Kontan"..he..he..

Starting New Business, Mengail Peluang dari Eceng Gondok

Bermula dari pencarian peluang bisnis yang sekiranya tidak membutuhkan modal, tercetuslah untuk memanfaatkan bahan-bahan di sekitar lingkungan yang bisa dimanfaatkan menjadi sebuah karya dan layak jual. Ya, Eceng gondok yang merupakan tanaman gulma sangat berlimpah di daerah tempat tinggalku, Cipondoh, Kota Tangerang.

Berangkat dari sinilah saya bertekad untuk belajar mengolah eceng gondok menjadi karya yang lebih bernilai. Pencarian tempat untuk belajar saya lakukan melalui internet. Begitu search dengan kata kunci kerajinan "eceng gondok", begitu pula langsung keluar tautan link web maupun blog dengan produk kerajinan eceng gondok. 

Namun link dan web yang saya temukan itu belum juga bisa membantu memuaskan saya untuk bisa mengetahui cara pengolahan eceng gondok untuk menjadi bahan yang siap dianyam, belum lagi cara menganyamnya. Hampir semua link, blog maupun web yang saya temukan tidak membahas sampai sedetail yang saya butuhkan. Kalaupun ada, mereka menawarkan buku dan tutorial dalam bentuk CD yang harus dipesan terlebih dahulu. Tentu membutuhkan waktu hingga saya bisa belajar sendiri.

Berbulan bulan pencarian saya melalui internet saya hanya menemukan tempat pelatihan eceng gondok yang hampir bisa dipastikan saya tidak bisa menjangkaunya karena waktu dan kesibukan saya sebagai karyawan kantoran. Yah, kebanyakan tawaran pelatihan kerjinan datang dari wilayah Jogja dan Solo.

Menyerah? tentu tidak. Keinginan saya belajar kerajinan ini begitu menggebu-gebu. Sehingga disela-sela kesibukan kerja dan bisnis yang sekarang sudah dijalankan, di waktu luang saya masih menyempatkan untuk mencari informasi tempat yang bisa mengajarkan saya bagaimana mengolah eceng gondok ini. Hingga suatu saat saya seperti terkejut dan membatin, "Kenapa ga' saya masukkan kata kunci kerjninan eceng gondok di Tangerang?". Dan benar juga, begitu diketik kata kunci itu, muncullah tautan ke liputan pengrajin eceng gondok di Cipondoh, Tangerang. Dari website tersebut terdapat video liputan dan wawancara pengrajin yang kemudian tertera no telp dan nama pengrajin. Subhanallah, ternyata ga perlu jauh-jauh sampai ke Jogja untuk belajar kerajinan eceng gondok ini.

Hari Sabtu, 30 Juni 2012 saya mencari alamat yang sudah saya dapatkan. Menjelang siang akhirnya
saya menemukan tempat tinggal Mba Iko,salah satu pengrajin eceng gondok di daerah Cipondoh.Namun karena beliau sedang tidak dirumah saya ditemui oleh adik Mba Iko yang kemudian menyarankan untuk datang lagi sore harinya.

Berbekal no telepon, sesampai di rumah saya menghubungi mba Iko untuk membuat janji ketemu Sabtu sore. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu jam 5 sore. Dengan sumringah saya meluncur ke kediaman Mba Iko. Sambutan ramah dari Mba Iko membuat saya tak ragu lagi mengutarakan niat saya untuk belajar kerajinan eceng gondok. Deal, mulai Minggu 1 Juli 2012 saya belajar menganyam eceng gondok bersama guru saya Mba Iko. Bismillahirrohmanirrohiim...semoga membawa berkah, amin.